news

Diyah Susanti : Replanting Tidak Lagi Menakutkan Bagi Petani Sawit

penulis: Admin | 4 December 2019 20:23 WIB
editor:


Diyah Susanti : Replanting Tidak Lagi Menakutkan Bagi Petani Sawit
Diyah Susanti : Replanting Tidak Lagi Menakutkan Bagi Petani Sawit

Banyumas, KejarFakta.co - Koordinator Sistem Informasi Unsoed Alief Einstein, dengan Tim Tenaga Ahli Unsoed Dyah Susanti, menyimpulkan bahwa Replanting tidak lagi menakutkan bagi petani kelapa sawit oleh hadirnya Inpago Unsoed 1 sebagai tanaman sela.

Menurut Dyah, bahwa Provinsi Riau, merupakan provinsi dengan areal perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia.

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI (2019) mencatat, areal perkebunan kelapa sawit di Riau seluas 2.739.571Ha dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2.806.349Ha.

Penduduk Kabupaten Pelalawan, yang merupakan penghasil kelapa sawit tertinggi ketiga di Provinsi Riau sekaligus sentra kelapa sawit tertua, memiliki lahan-lahan kelapa sawit dengan umur lanjut, sekitar 25 - 35 tahun, yang sudah tidak lagi mampu berproduksi optimal.

"Guna membangun keberlanjutan pasokan bahan baku sawit ke perusahaan-perusahaan pengolahan minyak sawit, maka pohon-pohon kelapa sawit yang telah lanjut usia ini perlu diremajakan melalui replanting," ujarnya.

Replanting membawa konsekuensi besar terhadap, pendapatan petani pemilik lahan plasma maupun perusahaan pemilik lahan inti, di mana pada tiga tahun pertama kelapa sawit muda belum memberikan hasil panen, sehingga bisa dikatakan terjadi _zerro cash flow_ pada lahan replanting selama masa investasi tahun pertama, kedua dan ketiga.

Berkurangnya pendapatan dari lahan replanting ini dapat diatasi dengan intercropping, yaitu menanam tanaman pangan atau hortikultura di sela pohon-pohon kelapa sawit muda.

Persentase areal tanam yang masih dapat digunakan untuk budidaya tanaman sela mencapai 60%, dari luas area lahan replanting. Kondisi ini menjadi peluang untuk menghasilkan pendapatan jika digunakan untuk memproduksi komoditas yang diperlukan oleh pasar dan bernilai jual tinggi.

Dyah yang juga Dosen Fakultas Pertanian Unsoed menjelaskan bahwa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, yakni perguruan tinggi yang memiliki perhatian besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, pedesaan bersama
Earthworm Foundation Indonesia (EFI) yang bergerak dalam penberdayaan masyarakat melalui _rurality program, melihat peluang ini sebagai solusi untuk mengatasi keengganan masyarakat melakukan replanting kelapa sawit.

Bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang memiliki kepentingan yang sama, salah satunya PT. Surya Bratasena Plantation (PT. SBP), Unsoed, dan EFI bergerak memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat untuk menggalakkan intercropping dengan Padi Gogo Unsoed dan tanaman-tanaman lain di lahan-lahan replanting untuk menyiasati _zerro cash flow_ pada tiga tahun pertama.

Dyah menambahkan bahwa Unsoed selama ini telah dikenal sebagai perguruan tinggi yang intensif menghasilkan varietas-varietas unggul baru padi yang berdaya hasil dan berkualitas hasil tinggi di lahan marginal.

Inpago Unsoed 1 yang dirakit olehp Suwarto,dan Totok Agung, merupakan salah satu padi gogo yang dilepas sebagai varietas unggul nasional dan mendapatkan pengakuan atas hak kekayaan intelektual berupa hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

"Unsoed saat ini telah menghasilkan 9 varietas /galur unggul padi. Varietas atau galur tersebut adalah padi gogo aromatik INPAGO UNSOED 1, INPAGO JSPGA 136, INPAGO JSPGA 9, padi toleran salinitas INPARI UNSOED 79 AGRITAN, padi kandungan Fe tinggi INPAGO PARIMAS, padi protein tinggi UNSOED PK 7, dan UNSOED PK 15, serta galur Unsoed-PKD-G82-11 yang telah direkomendasi untuk mendapatkan SK pelepasan varietas dengan usulan nama Inpago Unsoed Protani," ungkapnya. 

Dyah memaparkan bahwa Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed 1 yang telah teruji mampu menaklukkan berbagai jenis lahan marginal dan telah dikembangkan oleh petani di 30 provinsi di Indonesia, sangat prospektif dikembangkan di lahan replanting sebagai tanaman sela di antara tanaman kelapa sawit. Penanaman padi gogo aromatik Inpago Unsoed sebagai tanaman sela akan mampu memberikan pendapatan bagi petani maupun perusahaan selama investasi awal lahan replanting maupun pembukaan lahan baru.

Pemerintah daerah yang bersinergi dalam pembinaan petani dan perusahaan akan terdukung penyediaan bahan pangannya oleh produksi padi gogo yang ditanam sebagai tanaman sela. Inovasi teknologi dari perguruan tinggi berupa varietas unggul, teknik budidaya, dan produksi benih padi gogo aromatik menjadi penting dalam pengembangan intercropping guna membangun keberlanjutan produktivitas lahan kelapa sawit sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau ini.

Peningkatan motivasi dan penguasaan teknologi bagi perusahaan dan petani kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan dilaksanakan Tim Unsoed bekerja sama dengan EFI, Totok Agung, bersama anggota tim Agus Riyanto, dan Dyah Susanti, melaksanakan transfer teknologi dalam acara Workshop.

Workshop Peremajaan Sawit Rakyat Pola Tumpang Sari Kebun Plasma PT. SBP KUD Bratajaya Desa Surya Indah diselenggarakan pada hari ini Rabu, 04 Desember 2019 di GOR Desa Surya Indah, Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pada workshop ini Totok Agung, selaku narasumber yang memberikan materi dengan judul Pertanian Terintegrasi, Strategi Meningkatkan Produktivitas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit.(Diki) 

Tag : #Banyumas#Jawa Tengah